Cara Mengatasi Depresi Selama Atau Sehabis Hamil

Halo Sahabat Bunda: Sebagian wanita tidak memberitahu siapapun perihal tanda-tanda depresi yang dialami. Mereka merasa malu, atau bersalah perihal perasaan tertekan ketika mereka seharusnya bahagia. Mereka khawatir mereka akan dilihat sebagai orang renta tidak layak. Setiap wanita mungkin mengalami depresi selama kehamilan atau sesudah melahirkan. Ini tidak berarti Ibu ialah jelek atau "tidak bersama-sama" ibu. Ibu dan bayi Ibu tidak harus menderita. Berikut ialah beberapa tips cara mengatasi depresi yang diambil dari situs WomensHealth.

  1. Beristirahat sebanyak yang Ibu bisa. Tidur ketika bayi sedang tidur.
  2. Jangan mencoba untuk melaksanakan terlalu banyak atau mencoba untuk menjadi sempurna.
  3. Minta pasangan Ibu, keluarga, dan teman-teman untuk membantu.
  4. Sediakan waktu untuk pergi keluar rumah, mengunjungi teman-teman, atau menghabiskan waktu sendirian dengan pasangan.
  5. Diskusikan perasaan Ibu dengan pasangan Ibu, keluarga, dan teman-teman.
  6. Berbicara dengan ibu-ibu lain sehingga Ibu sanggup berguru dari pengalaman mereka.
  7. Bergabung dengan kelompok pendukung. Tanyakan kepada bidan atau dokter perihal kelompok di tempat Ibu.

Jangan menciptakan perubahan besar dalam hidup selama kehamilan atau sesudah melahirkan. Karena perubahan besar sanggup menimbulkan stres yang tidak diperlukan. Kadang-kadang perubahan besar tidak bisa dihindari. Ketika itu terjadi, cobalah untuk mengatur proteksi yang membantu dalam situasi gres Ibu ke depannya.

Pengobatan Depresi

Secara umum terdapat dua jenis pengobatan untuk depresi, yaitu:

  1. Terapi bicara. Ini melibatkan berbicara dengan seorang terapis, psikolog, atau pekerja sosial untuk berguru untuk mengubah cara depresi menciptakan Ibu berpikir, merasa, dan bertindak.
  2. Dengan memakai obat. Dokter sanggup meresepkan obat antidepresan. Obat-obatan ini sanggup membantu meringankan tanda-tanda depresi.

Metode pengobatan ini sanggup dilakukan salah satu atau sekaligus keduanya. Jika Ibu mengalami depresi, depresi Ibu sanggup menghipnotis bayi dalam kandungan. Mendapatkan perawatan penting bagi Ibu dan bayi dalam kandungan maupun bayi yang sudah lahir. Bicarakan dengan dokter Ibu perihal manfaat dan risiko dari minum obat untuk mengobati depresi ketika Ibu hamil atau menyusui.

Apa yang bisa terjadi jikalau depresi tidak diobati?

Depresi yang tidak diobati sanggup menyakiti Ibu dan bayi. Beberapa ibu yang menderita depresi mengalami kesulitan merawat diri mereka sendiri selama kehamilan. Ibu mungkin mengalami:

  1. Pola makan buruk
  2. Berat tubuh menurun atau justru naik secara drastis
  3. Mengalami kesulitan tidur
  4. Tidak pernah memeriksakan kehamilan
  5. Tidak mengikuti petunjuk medis
  6. Menggunakan zat berbahaya, menyerupai tembakau, alkohol, atau obat-obatan terlarang
  7. Depresi selama kehamilan sanggup meningkatkan risiko: dilema selama kehamilan atau persalinan; mempunyai berat tubuh bayi lahir rendah; kelahiran prematur.


Para peneliti percaya depresi postpartum pada ibu sanggup menghipnotis bayinya. Seperti contohnya sanggup menimbulkan bayi memiliki:
  1. Keterlambatan perkembangan bahasa
  2. Masalah dengan ikatan ibu-anak
  3. Masalah perilaku
  4. Menangis terus menerus

Sangatlah baik jikalau pasangan Ibu, keluarga, atau sahabat sanggup membantu memenuhi kebutuhan bayi ketika Ibu tertekan. Semua anak berhak mendapat kesempatan untuk mempunyai ibu yang sehat. Dan semua ibu layak mempunyai kesempatan untuk menikmati hidupnya dan anak-anaknya. Jika Ibu merasa tertekan selama kehamilan atau sesudah melahirkan, jangan pernah mencicipi penderitaan itu sendirian. Tolong beritahu orang yang dicintai dan hubungi dokter segera.

Sampai disini artikel yang membahas mengenai Cara Mengatasi Depresi Selama atau Setelah Hamil. Semoga bisa menambah pengetahuan ibu, suami dan keluarga dan membantu untuk menemukan cara yang tepat untuk mengatasinya. Untuk bacaan lebih lanjut, baca juga artikel berikut:

1. Faktor Depresi Selama dan Setelah Kehamilan
2. Kenali Perbedaan "baby blues," Depresi Melahirkan, dan Postpartum Psikosis

Silahkan menshare artikel ini ke media umum melalui tombol membuatkan yang tersedia di serpihan bawah supaya informasi ini juga diketahui oleh banyak orang.