Pengertian Mers Cov; Gejala, Pencegahan Dan Pengobatan


Artikel ini akan membahas pengertian dan tanda-tanda penyakit Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) yang disadur dari situs Depkes, Wikipedia, WHO dan sumber lainnya baik dari berita, artikel maupun dokumen pdf depkesArtikel ini akan membahas pengertian dan tanda-tanda penyakit Middle East respiratory syndrome  Pengertian Mers Cov; Gejala, Pencegahan dan Pengobatan.

MERS-CoV yaitu sindrom pernapasan Timur Tengah lantaran Virus Corona. Penyakit pernapasan ini disebabkan oleh virus corona, yang pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012. Coronavirus yakni keluarga besar virus yang sanggup menjadikan penyakit mulai dari selesma (pilek) hingga Sindrom Pernapasan Akut Berat (Severe Acute Respiratory Syndrome / SARS). Sampai dengan Juli 2015, kasus Mers-CoV telah dilaporkan di lebih dari 25 negara di Timur Tengah, Afrika, Eropa, Asia dan Amerika Serikat. Termasuk Arab Saudi, Yordania, Qatar, Mesir, Uni Emirat Arab, Kuwait, Turki, Oman, Iran, Lebanon, Yaman, Aljazair, Tunisia, Bangladesh, Austria , Inggris, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Korea Selatan, Amerika Serikat, Daratan Cina, Thailand, Malaysia dan Filipina. Mers-Cov sangatlah berbahaya, sekitar 36% pasien pengidap Mers-Cov telah meninggal.
Artikel ini akan membahas pengertian dan tanda-tanda penyakit Middle East respiratory syndrome  Pengertian Mers Cov; Gejala, Pencegahan dan Pengobatan


Symptoms /Gejala MERS CoV

Symptoms /Gejala khas MERS CoV antara lain yakni batuk, demam, sesak napas dan tanda-tanda gastrointestinal (mual, muntah dan diare). Pneumonia yakni tanda-tanda umum (dan kadang kala sanggup menjadikan cedera pada organ, menyerupai ginjal) yang tidak selalu didapati pada penderita Mers-Cov.dan sesak napas.
Spektrum klinis abuh Mers-CoV berkisar dari tidak ada tanda-tanda (asimptomatik) atau tanda-tanda pernapasan ringan hingga penyakit pernapasan akut parah dan kematian. 
Penyakit pernapasan akut parah sanggup menjadikan kegagalan pernapasan yang membutuhkan ventilasi mekanis dan sumbangan di unit perawatan intensif.

Sumber virus Mers-CoV

Mers-CoV yakni virus zoonosis yang ditularkan dari binatang ke manusia. Asal-usul virus tidak sepenuhnya dipahami, tetapi berdasarkan analisis genom virus yang berbeda, diyakini bahwa itu berasal kelelawar dan ditransmisikan ke unta di masa lalu.

Penularan Mers-CoV



Non-manusia ke manusia: Jalur penularan dari binatang ke insan tidak sepenuhnya dipahami, tetapi unta cenderung menjadi tuan rumah waduk utama untuk mer-COV dan sumber binatang abuh pada manusia. Strain Mers-CoV yang identik dengan strain insan telah diisolasi dari unta di beberapa negara, termasuk Mesir, Oman, Qatar, dan Arab Saudi.

Manusia ke manusia: Tidak menyerupai influenza atau flu biasa, Mers-CoV sepertinya tidak menyebar dengan gampang di antara orang-orang dalam masyarakat. Virus tidak ditularkan dengan gampang dari orang ke orang kecuali ada kontak dekat, menyerupai menawarkan perawatan pada pasien yang terinfeksi tanpa proteksi khusus. Penularan dari insan ke insan mungkin terjadi terutama ketika pencegahan dan pengendalian abuh praktik tidak memadai. Sejauh ini, belum ada dokumentasi penularan yang berkelanjutan.

Ahli medis beranggapan bahwa cara penularan virus corona jenis ini sama dengan cara penularan jenis virus pernafasan lainnya, yang antara lain melalui :
  • Penularan secara eksklusif melalui percikan ludah yang keluar ketika penderita batuk atau bersin, Kontak eksklusif dengan penderita atau binatang atau produk hewani yang terinfeksi.
  • Penularan secara tidak eksklusif lantaran menyentuh permukaan atau benda yang terkotori virus ini, kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata.

Virus sepertinya telah beredar di seluruh Jazirah Arab, terutama di Arab Saudi, di mana sebagian besar kasus (> 85%) telah dilaporkan semenjak 2012. Beberapa kasus telah dilaporkan di luar Timur Tengah. Sebagian besar abuh ini diyakini telah diperoleh di Timur Tengah, dan kemudian tersebar ke luar daerah. Wabah yang sedang berlangsung di Republik Korea yakni wabah terbesar di luar Timur Tengah, dan sementara itu, tidak ada bukti penularan dari insan ke insan di Republik Korea. Untuk semua kasus lain, tidak ada penularan virus sekunder atau terbatas yang ditemukan di negara-negara yang terbawa kasus Mers-CoV.

Kasus faktual MERS CoV di Indonesia

Sampai tanggal 16 Juni 2015 belum ada kasus faktual MERS CoV di Indonesia. Namun deteksi dini kasus tetap dilakukan di bandar udara dan akomodasi pelayanan kesehatan.

Treatment / Pencegahan dan Pengobatan Mers-CoV

Belum ada vaksin untuk mencegah atau pengobatan khusus Mers-CoV ketika ini. Pengobatan suportif dan berdasarkan kondisi klinis pasien, mulai dari menghilangkan tanda-tanda dan termasuk istirahat, menambahkan cairan ketika terjadi dehidrasi, penghilang rasa sakit dan terapi oksigen pada kasus yang berat.
Sebelumnya Selanjutnya