Alasan Medis Ibu Berhenti Menyusui Bayi Dengan Asi

Mungkin saja sahabat Hamilbayi.Com sedang bertanya-tanya mengenai apakah ibu hamil boleh menyusui bayi dengan Air Susu Ibu (ASI) atau tidak, atau apa alasan ibu dilarang menyusui. Ataupun apa saja pantangan ibu ketika menyusui, menyerupai contohnya apakah ibu menyusui boleh puasa, mengecat rambut, minum es soda, minum kopi, minum obat, masakan pedas, makan duren atau bolehkah menyusui sambil tiduran. Atau juga apakah ibu boleh menyusui ketika hamil, ketika haid, atau sedang sakit demam, diare, tipes, gigi, kepala, pinggang, punggung, flu, maag dan lainnya.

tanya mengenai apakah ibu hamil boleh menyusui bayi dengan Air Susu Ibu  Alasan Medis Ibu Berhenti Menyusui Bayi dengan ASIArtikel berjudul Berhenti Menyusui ASI alasannya ialah Alasan Medis ini akan memuat rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO) dalam rilisnya yang berjudul Acceptable medical reasons for use of breast-milk substitutes (2009) tanya mengenai apakah ibu hamil boleh menyusui bayi dengan Air Susu Ibu  Alasan Medis Ibu Berhenti Menyusui Bayi dengan ASI mengenai alasan medis yang sanggup diterima untuk memperlihatkan susu formula pada bayi. Sementara pertanyaan lainnya mungkin akan HamilBayi.Com bahas pada kesempatan lain.

Alasan Medis yang Dapat Diterima untuk Berhenti Menyusui Bayi dengan ASI

A. Kondisi Medis Bayi

1. Bayi yang dilarang menerima ASI atau susu lain - kecuali susu formula khusus

Ini dikarenakan bayi mengalami kelainan metabolisme bawaan. Seperti berikut:
  1. Bayi dengan galaktosemia klasik. Bayi membutuhkan formula bebas galaktosa
  2. Bayi dengan maple syrup urine disease (MSUD) atau penyakit kencing yang beraroma sirup maple. Bayi membutuhkan formula bebas leusin, isoleusin, dan valin
  3. Bayi dengan fenilketonuria. Bayi membutuhkan formula bebas fenilketonuria

2. Bayi yang baginya ASI tetap merupakan pilihan terbaik tetapi mungkin membutuhkan nutrisi lain sebagai komplemen ASI untuk periode waktu terbatas

  1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang kurang dari 1500 g (1,5 Kg)
  2. Bayi prematur dengan usia kehamilan kurang dari 32 ahad (kelahiran sangat awal)
  3. Neonatus dengan risiko hipoglikemia menurut gangguan pembiasaan metabolisme atau peningkatan ajakan glukosa (seperti bayi prematur, masa kehamilan singkat, bayi yang mengalami distres hipoksik/iskemik intrapartum, bayi sakit, dan bayi dari ibu penderita diabetes jikalau kadar gula darahnya rendah walaupun sudah diberikan ASI secara optimal)

B. Kondisi Medis Ibu Menyusui

1. Kondisi ibu yang menjadi justifikasi untuk menghindari menyusui ASI permanen

Satu-satunya yang menjadi pembenaran bagi seorang ibu untuk menghindari menyusui ASI secara permanen ialah Infeksi HIV. Yaitu jikalau bayi menerima sumber nutrisi lain yang acceptable, feasible, affordable, sustainable, and safe(AFASS).

2. Kondisi ibu yang menjadi justifikasi menghindari menyusui ASI sementara

  1. Penyakit berat yang menciptakan ibu tidak sanggup merawat bayi, menyerupai penyakit sepsis
  2. Herpes simplex virus (HSV) tipe 1: kontak eksklusif antara lesi (luka atau kelainan apa pun) pada payudara ibu dan ekspresi bayi harus dihindari hingga semua lesi aktif sembuh
  3. Ibu sedang menjalani pengobatan:
    • Obat sedatif (obat psikoterapi penenang), anti-epilepsi, opioid dan kombinasinya yang membawa imbas samping menyerupai mengantuk dan depresi pernapasan dan lebih baik dihindari jikalau tersedia alternatif yang lebih aman.
    • Yodium radioaktif -131 lebih baik dihindari mengingat tersedianya alternatif yang lebih kondusif - seorang ibu sanggup melanjutkan menyusui sekitar dua bulan sesudah mendapatkan zat ini.
    • Penggunaan berlebihan yodium atau yodofor topikal (misalnya povidone-iodine), terutama pada luka terbuka atau lendir membran, sanggup mengakibatkan supresi tiroid atau kelainan elektrolit pada bayi yang menyusu ASI sehingga harus dihindari
    • Kemoterapi sitotoksik. Ibu harus menghentikan menyusui selama terapi


3. Kondisi ibu dimana ASI masih sanggup diteruskan, meski mempunyai problem kesehatan yang perlu diperhatikan

  1. Abses payudara: menyusui harus dilanjutkan pada payudara yang sehat, sedangkan menyusui dari payudara yang sakit sanggup dilanjutkan sesudah terapi sudah dimulai
  2. Hepatitis B: bayi harus diberikan vaksin hepatitis B dalam 48 jam pertama atau sesegera mungkin setelahnya.
  3. Hepatitis C
  4. Mastitis: bila menyusui sangat menyakitkan, ASI harus diperah untuk mencegah mastitis memberat
  5. Tuberkulosis: ibu dan bayi harus ditata laksana sesuai dengan panduan nasional penanganan tuberkulosis
  6. Penggunaan zat berikut:
    • Penggunaan nikotin pada ibu, alkohol, ekstasi, amfetamin, kokain, dan stimulan telah terbukti menjadikan imbas membahayakan pada bayi yang menyusu
    • Alkohol, opioid, benzodiazepin dan kanabis sanggup menjadikan sedasi (efek penenang) baik pada ibu dan bayi. Ibu harus didorong untuk menghentikan memakai zat ini dan diberikan kesempatan dan dukungan.

Demikianlah artikel Berhenti Menyusui ASI alasannya ialah Alasan Medis yang memuat rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO) dalam rilisnya yang berjudul Acceptable medical reasons for use of breast-milk substitutes (2009) mengenai alasan medis yang sanggup diterima untuk memperlihatkan susu formula pada bayi. Semoga menambah pengetahuan dan bermanfaat untuk kita semua.